Dag Dig Dug Mengajukan permohonan Visa Amerika

Visa Amerika memang terkenal susah didapat, tidak ada yang pernah tahu kenapa anda ditolak atau diterima, tahun lalu saya dan ketiga teman meng-apply J-1 visa. prosesnya lancar, karena berkas lengkap dengan nama kami sudah dikirim dari Amerika langsung, kami hanya harus datang interview agar dapat stempel visa dari kedutaan.

Rasa deg-degan tetap ada, apalagi bagi saya, hari itu adalah untuk pertama kalinya saya wawancara Visa, visa apapun. Subuh saya berangkat dari rumah, sampai di Depan kedutaan Amerika Serikat, antrian panjang sudah menghiasi gerbang depan. Tua, muda, anak-anak, pasangan suami istri, orang berkursi roda, sipit, hitam-putih-kuning langsat, semua berbaris rapi padahal waktu belum menunjukan pukul 07.00 Wib. saya sendiri, jadwal perjanjian saya sebenarnya jam 09.00 Wib tapi rasa takut telat membuat saya sudah berdiri sejak pukul 06.00 Wib dan benar saja saya bukan orang terdepan.

saya jelaskan dulu proses sebelumnya :
Pertama-tama saya menunggu berkas DS-2019 yang dikirim dari Amerika Serikat, setelah berkas sampai saya harus membayar SEVIS melalui internet di www.fmjfee.com dan menunggu 1 minggu untuk menerima payment receipt

setelah berkas sevis sampai, saya harus mengisi form DS-156 (yang sekarang menjadi DS-160) lalu mendapatkan Barcode (form DS-160 lebih sulit dan lebih banyak halamannya, tips : simpan setiap halaman yang telah diisi, karena setiap 20 menit, waktu akan habis dan harus mulai dari awal, uplioad halaman terakhir yang disimpan, lalu lanjutkan sampai selesai. jangan lupa untuk menyiapkan soft copy foto visa Amerika 5 x 5 cm karena akan diminta dilembar terakhir)

mengisi form visa bisa dilakukan di http://evisaforms.state.gov/SchedulingSystem.asp

Fungsi Barcode adalah untuk memilih jadwal wawancara. Biasanya jadwal yang tersedia sekitar 2 minggu kemudian.

Kira-kira begitulah proses awalnya. dihari yang telah ditentukan, kami datang. pertama kami mengantri di depan gerbang, sekitar pukul 07.00 Wib, pintu gerbang dibuka dan satu persatu orang masuk, dengan diperiksa secara ketat Tips : Jangan membawa tas terlalu besar, lebih baik bawa dokumen, passport dan uang saja

berhasil menembus gerbang awal, kami kembali mengantri di lorong berikutnya, disini, akan ada petugas yang akan memeriksa kelengkapan dokumen dan foto, jika foto tidak sesuai, petugas akan menyarankan untuk foto ulang di Jalan Sabang. hal ini terjadi pada teman saya, ukurannya benar 5x5 cm tapi jaraknya terlalu dekat sehingga wajahnya terlihat terlalu besar. dia keluar lalu antri lagi dari awal :( tips: foto di studio foto yang biasa untuk foto visa dan biasanya bergaransi.

kami mengantri satu baris, lalu tibalah di sebuah loket dengan tulisan "Rp. 1.500.000,00 hanya melayani mata uang rupiah" kami pikir kami sudah bayar SEVIS secara on line, dan pembayaran di loket tersebut adalah pembayaran manual. teman kami yang terdepan berbicara pada petugas loket lalu keluar. dia bilang ternyata kami tetap harus membayar uang visa sebesar itu. kami panik lalu keluar kedutaan untuk cari uang. telepon sana sini minta dikirim uang sebesar itu. untung lah kami dapat dan kami mengantri dari awal lagi.

dari loket, kami mengantri kembali untuk diperiksa menuju pintu kecil, saya pikir itulah tempat wawancaranya, ternyata salah, itu adalah pintu ruang tunggu berikutnya.. disini ruang tunggu lebih nyaman, kami mengambil nomor lalu duduk ada pula beberapa jajanan seperti kedai kopi dan hamburger. sambil menunggu saya bercengkrama dengan pemohon visa lainnya ada yang ingin liburan, bisnis, menjenguk anak dan lain-lain. saya juga bisa mengamati orang yang keluar dari pintu wawancara yang tersenyum lebar artinya berhasil, yang sedih artinya gagal. aku dan temanku menebak-nebak expresi para pemohon yang keluar dari ruang wawancara.

Tidak seperti bayangan saya, ruang wawancara akan tertutup rapat, ternyata ruang wawancara hanya berupa beberapa loket yang dapat dilihat, wawancara pun hanya sekitar 1-2 menit. kalau passport diambil berarti visa diberikan kalau passport dikembalikan berarti visa di tolak.

Tidak sulit bagi kami bertiga mendapatkan visa, karena memang dokumen kami sudah dikirim langsung atas nama kami dari Amerika. pertanyaan yang diajukan seputar :
1. Apa tujuan ke AS?
2. Apa yang akan dilakukan di sana?
3. berapa lama?
4. Apakah punya keluarga di sana?
5. Pergi sama siapa?

jika ada visa dari negara lain akan sangat membantu kita untuk dapat kepercayaan dari mereka. biasanya visa dari negara lain ditanyakan kepergiannya untuk apa?

Sejak peristiwa 9/11 pemberian visa Amerika menjadi tidak jelas mengapa ditolak atau diterima, jika tidak ada undangan langsung akan sangat mendebarkan. 2 tahun lalu, beberapa teman memohon visa untuk pendakian ke gunung Mckinley dari 5 pemohon hanya 4 yang dikabulkan. Ada lagi pasangan suami istri yang sama-sama memohon, tiba-tiba salah satunya ditolak. pokoknya hanya mereka dan Tuhan yang tahu...hihi

Tahun ini...

Bulan juni tahun ini saya kembali memohon visa Amerika semua langkah sudah dijalankan seperti dulu. masalahnya ternyata jadwal wawancara visa di Block karena adanya rencana kedatangan Pesident Barack Obama. Dari kabar orang dalam yang dapat dipercaya, pemohon visa Amerika menjadi melonjak karena rencana kunjungan tersebut. saya sendiri tidak paham apa hubungannya. bukankah harusnya jadi pada banyak orang asing yang memohon visa Indonesia? kok malah kebalik ya... ah saya tidak paham.

Sampai sekarang saya dan beberapa teman masih menunggu keajaiban datang agar permohonan wawancara dikabulkan segera.










Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer